Tempursari adalah desa (dukuh) yang mempunyai keunikan tersendiri di
Jawa, desa yang terletak cukup dekat dengan pusat pemerintahan dan terletak di
Kabupaten Klaten. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak
sekitar tiga km dari pusat kota Klaten. Desa ini sangatlah bernuansa religi
karena dapat bertahan dari arus perubahan jaman yang sangat cepat dari budaya
barat.
Di desa tempursari juga memiliki masjid yang cukup besar dengan luas
±1500m². Masjid tersebut bernama masjid JAMI’ AR-ROZI. Konon masjid ini di
dirikan oleh Kyai imam rozi, adalah seorang pengikut pangeran diponegoro pada
tahun 1830 M. Kyai imam Rozi di makamkan di sebelah barat masji JAMI’ AR-ROZI. masjid JAMI’
AR-ROZI didirikan sekitar tahun 1840. Prasasti yang tertulis di mimbar tertulis
tahun 1248 H. Pada tahun 1995 pengurus ta’mir masjid mengadakan rapat untuk
merehap masjid dan baru terlaksana pada tahun 2002 sampai tahun 2004 dengan
biaya sekitar Rp. 600.000.000,- dan masih ada pengembangan pembangunan sampai
sekarang.
Belum lama ini masjid JAMI’ AR-ROZI mendapat juara pertama lomba usaha
kesehatan masjid se-Klaten dalam rangka hari awal bakti departemen Agama ke-47.
Walaupun semua sangat sibuk dengan rutinitasnya masing-masing, tetapi
masyarakat dukuh Tempursari selalu meluangkan watu untuk sholat berjamaah di
masjid Jami. ini dikarenakan Masyarakat Tempursari sangat mengerti akan
kenikmatan sholat di masjid, dan kepedulian ini sudah melekat turun temurun
dari setiap individu.
Gambar
Piala Kesehatan Masjid
Desa Tempursari (dukuh tempursari) mempunyai luas area sekitar 13
hektar, ketika desa-desa lain di Klaten
mulai terpengaruh akan suatu hal yang menyimpang dari ajaran agama, yang sangat
mendominasi dengan kehadiran minuman keras. Desa Tempursari tetap saja berdiri
kokoh tidak peduli dengan perubahan jaman dengan tetap berpegang teguh dengan
ajaran islam. Dan tidak hanya itu desa tempursari juga mempunyai budaya-budaya
yang berkaitan dengan Agama seperti pengajian bergilir, pengajian anak-anak,
musyawarah desa, bersih-bersih masjid, dsb.
Berikut ini macam-macam budaya
yang ada di Tempursari:
1. Rapat,
yang meliputi:
·
Rapat pengurus harian, sekali sebulan
·
Rapat pengurus lengkap, 3 bulan sekali atau jika
di pandang perlu setiap saat dapat mengadakan rapat
·
Rapat pleno yang melibatkan semua jamaah
diadakan minimal setahun sekali. Semua kegiatan di syahkan oleh rapat pleno.
2. Sholat
Rowatib dan sholat jum’at, agar ada kepastian siapa yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelaksanaan sholat rowatib dan sholat jum’at, di buatlah
jadwal imam.
3. Kegiatan
Romadhon, yang meliputi:
·
Buka bersama, setiap hari.
·
Shalat tarawih, setiap hari.
·
Shalat tarawih anak-anak, setiap hari.
·
Kultum, setiap hari.
·
Kultum anak-anak, setiap hari.
·
Tadarus, setiap hari.
·
Pengajian Remaja, setiap hari.
·
Kuliah ba’da subuh, Jum’at.
·
Pengumpulan zakat fitrah, 1 hari sebelum hari
raya.
·
Takbiran, 1 hari sebelum hari raya sesudah
sholat isya
Jama’ah masjid
JAMI’ bervariasi dalam hal usia, tingkat pendidikan, sosial ekonomi maupun
faham agama. Namun demikian tidak menimbulkan perpecahan. Segala sesuatu
diselesaikan secara musyawarah. Namun akhir-akhir ini Tradisi takbir keliling sedikit
demi sedikit sudah mulai dihilangkan karena tidak sesuai dengan tuntunan Nabi
Muhammad S.A.W
4. Sholat
hari raya, shalat hari raya fitrah (fitri) maupun kurban (adha) di laksanakan
di halaman SD ll Tempursari dan di masjid JAMI’ Ar Rozi. Sedangkan
penyembelihan hewan kurban di laksanakan di halaman rumah Alm. Bp. Drs. H. DQ.
Muhtar.
5. Ibadah
sosial.
Pelaksanaan zakat
Fitrah dan Qurban di tangani oleh panitia yang di bentuk secara insidentil.
Kepanitiaan ini di tangani oleh para remaja yang tergabung dalam IRMAS (Ikatan
Remaja Masjid Tempursari). Untuk meringankan biaya Qurban, maka diadakan
tabungan Qurban. Uang tabungan di masukkan ke BMT Mentari Tempursari. Pada
waktu akan Qurban baru di ambil.
6. Pendidikan
Formal.
Sarana sekolah
yang ada di tempursari meliputi : Taman Kanak-kanak, Madrasah ibtidaiyah,
Madrasah Diniyah dan SMP Al-Islam. Selain itu di malam hari ada pengajian
anak-anak dengan sistem Pondok yang di asuh oleh Bp. Syamsudin, Bp tohir
wijaya, dan ibu Nur Hidayah
7. Pendidikan
non formal.
Agama islam
mengajarkan umatnya agar belajar selama hayat di kandung badan (long live
induction). Atau seperti sabda Nabi Muhammad: “Carilah ilmu dari ayunan sampai
ke liang lahat”.
Dengan semangat
thalabul ilmi itulah berkembang pengajian /majelis ta’lim sesuai dengan profesi
dan kelompok usia, yang meliputi:
A. Pengajian
rutin:
·
Pengajian Ba’da Magrib, setiap hari
B. Pengajian
mingguan:
·
Ibu, setiap sabtu
·
Ibu, setiap senin
·
Pengajian bapak, setiap rabu
·
Teratai suci, setiap sabtu
·
-Kajian remaja, setiap ahad
·
Anak-anak, setiap sabtu ba’da magrib
C. Dwi
mingguan:
·
IRMAS (Ikatan Remaja Masjid Tempursari), setiap
sabtu
·
BMT (Baitul Maal wa Tamwil), setiap selasa ba,da
isya
D. Pengajian
setiap bulan:
·
KUB Harapan, hari sabtu
E. Kegiatan
umum:
·
Pengajian ahad wage, ahad 11 april 2010
8. Remaja
dan Olah Raga.
Pernah di rintis
olah raga tenis meja, bulu tangkis, volley ball, sebenarnya punya sejarah
cerah, sebab untuk tenis meja dan volley ball ini kerap kali menjuarai dalam
turnamen/lomba. Tiadanya kesinambungan ini karena pemuda-pemudanya banyak
meninggalkan kampung halaman setelah tamat belajar/kuliah. Namun demikian
setiap peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan selalu di selenggarakan
perlombaan-perlombaan olah raga dan seni. Begitu pula dengan peringatan hari
besar islam. Perlombaan-perlombaan ini bukan semata-mata mengejar prestasi
tetapi lebih bersifat hiburan. Namun akhir-akhir ini semangat untuk Olah raga
bola voli mulai kembali.
Gambar remaja Voli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kotak komentar