Minggu, 27 Maret 2016

Manajemen Pendidikan SMAN 1 Ceper



A.    Pengertian Manajemen Pendidikan
            Dalam perkembangannya, ilmu di dunia ini berkembang pesat. Mulai dari ilmu tentang alam, maupun tentang sosial. Tidak tekecuali tentang menajemen pendidikan. Ilmu yang masih dianggap ‘baru’ oleh masyarakat sebenarnya sudah ada sejak lama. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
            Manajenen pendidikan selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
            Manajemen pendidikan juga dibagi dua, yaitu dalam arti umum dan arti khusus. Dalam arti umum berarti ada dua jenis, yaitu mikro dan makro. Mikro dapat diartikan sebagai kegiatan didik-mendidik (pelaksanaan pendidikan). Sedangakan Makro pendidikan sebagai kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan panutannya dengan berbagai prantara kemasyarakatan lainnya.
            Dalam makna umum seperti ini, sebagai pengaturan, penataan, penglolaan pendidikan seperti itulah istilah manajemen pendidikan digunakan. Dan ini penting agar tidak terkesan bahwa manajemen pendidikan harus dalam makna manajemen aministratif.
            Dalam arti Khusus pendidikan sebagai satu kesatuan dan berkenaan dengan tugas pokok (fungsi) administator/manajer (pimpinan) lembaga tersebut harus membuat program kerja kelembagaan. Jadi kunci pokoknya pada pembuatan dan pelaksanaan program kerja lembaga atau organisasi.
            Sebagai contoh di sekolah-sekolah adalah penerimaan murid baru (PMB). Ada kegiatan yang akan dilakukan (program) kerja. Dan direncanakan dengan baik (planing). Selanjutnya dibuat kepanitiaan (organizing) dan menunjuk petugas yang akan melaksanakannya (staffing). Selanjutnya dilakukan rapat koordinasi (directing and coordinating) kemudian sambil PMB dilaksananakan dilakukakan pemantauaan (controlling).

B.    Aspek Kegiatan Manajemen Pendidikan
            Berdasar dari pengamatan kami selama observasi di SMA N 1 Ceper, maka berikut dapat disajikan data yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran yang ada di lembaga tersebut, sebelum dan sesudah proses pembelajaran tersebut.
            Berikut data yang dimaksud oleh kami:
1.    Struktur Program
2.    Kalender pendidikan
3.    Pembagian tugas guru
4.    Jadwal pelajaran

1.    Struktur Program
            Struktur program merupakan susunan bidang pelajaran yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kurikulum dalam jenjang sekolah. Walaupun sempat menggunakan kurikulum 2013 selama kurang lebih enam bulan, SMA N 1 Ceper kembali lagi mengacu pada program yang mulai diberlakukan lagi, yaitu KTSP. Macam-macam progam dalam lembaga tersebut antara lain:
·         Program pendidikan umum
            Pendidikan dalam hal ini diberikan kepada siswa yang mencakup pelajaran yang bersifat umum. yaitu pelajaran Penjaskes, Pkn, dan Agama.
·         Program pendidikan akademis
            Pendidikan dalam hal ini diberikan kepada siswa yang mencakup pelajaran akademis. yaitu pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, pengetahuan alam, dan pengetahuan sosial.
·         Program pendidikan ketrampilan
            Program yang ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada setiap siswa. Program ketrampilan yang terdapat di SMA tersebut antara lain seni budaya dan teknik elektro
2.    Kalender pendidikan
            Kalender pendidikan digunakan untuk mengatur jadwal-jadwal untuk satu tahun yang akan datang dan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dalam kalender pendidikan meliputi Mid semester, semester awal, semester akhir, sampai dengan Ujian Nasional.
            Di SMA tersebut akan diadakan Mid semester tiga bulan setelah siswa tersebut menginjak atau memasuki kelas baru. Maksud dari menginjak adalah misal kelas satu naik ke kelas dua, kelas dua masuk kelas tiga dan kelas satu baru saja masuk di sekolah tersebut.
            Untuk semester gasal dan genap dilakukan enam bulan atau tiga bulan setelah Mid Semester.
3.    Pembagian Tugas guru:

a.    Pembagian tugas mengajar
            Pembagian tugas guru dilakukan dengan rapat dengan komite sekolah dan diputuskan bersama-sama. Kepala sekolah juga menerapkan  asas musyawarah mufakat. Dalam pembagian tugas ini meliputi kemampuan, ketekunan, ketelitian dan latar belakang asal lulusan.

b.    Pembagian tanggung jawab extra kurikuler
            Dalam hal ini, peran kepala sekolah sangat penting. Karena harus melihat minat, kemampuan dan pengalaman. Dengan melihat tiga aspek berikut diharapkan dapat menjadikan extrakulikuler menjadi lebih bermakna, lancar dan memberikan hasil positif bagi siswa.
             Contoh extrakulikuler di lingkungan SMA N 1 Ceper cukup banyak. Mulai dari pramuka, olahraga (volly, Basket, taekwondo dll) ada juga ketrampilan meliputi, KIR, Mading dll. Semua itu diampu oleh beberapa guru di sekolah.
4.    Jadwal pelajaran
            Sekolah menerapkan sistem yang terbaru, yaitu guru mengajar 24jam selama satu minggu. 24jam diterapkan karena adanya perintah dari pemerintah. Sistemnya pun sama seperti SMA didaerah lain, yaitu pembelajaran dimulai pada pukul 07:00 sampai dengan pukul 13:50 pada setiap hari senin sampai dengan hari Kamis dan Sabtu, dan pukul 11:00 khusus untuk hari jumat. Sedangkan untuk istirahat pertama pukul 09:40 – 09:55 dan istirahat kedua dimulai pukul 11:30-12:30. Istirahat ini digunakan untuk sholat dan keperluan lain seperti makan dan mengerjakan tugas.

Penyajian Data

1.    Organisasi Lembaga Pendidikan

a. Pengertian dan struktur organisasi lembaga pendidikan
            Organisasi lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang unik dan kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan.
Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan organisasi lembaga pendidikan yang strategis. Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa struktur campuran yakni yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih mendekati disentralisasi tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secara sentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi bangsanya.

b. Jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Ada tiga jalur pendidkan yang berperanan dalam pembentukan kualitas sumber daya manuasia, yaitu terdiri atas: pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan tentu saja pada SMAN 1 Ceper masuk kedalam jalur pendidikan formal.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 14). SMAN 1 Ceper termasuk dalam jenjang pendidikan menengah.
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 15). Dan SMAN 1 Ceper masuk dalam kategori pendidikan umum.

c.    Kriteria keberhasilan
Dalam hal pengembangan kriteria keberhasialan lembaga pendidikan, sekolah mempunyai beberapa target, salah satu nya yaitu dapat terserapnya lulusan SMA di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan. Dalam hal ini, terserapnya adalah dapat diterima dengan berbagai potensi atau pun bidangnya masing-masing.  Karena presentasi siswa yang lulus dari SMA tersebut, 50% memilih untuk bekerja, 40% melanjutkan ke pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan 10% terjadi pengangguran.

2.    Manajemen Kurikulum

a.    Konsep dasar kurikulum
            Kurikulum itu tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. 

b.    Pengorganisasian kurikulum
1. Separated Subject Curriculum
Tipe ini bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memerhatikan ciri (karakteristik) tiap bidang studi tersebut. Hubungan (korelasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
Ø  Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
Ø  Hubungan yang lebih erat
Ø  Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, yang biasa disebut dengan Broad Field.
Di dalam kurikulum dikenal lima macam Broad Field, yaitu sebagai berikut:
-       Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ekonomi, akuntansi sejarah, geografi,an sosiologi.
-       Bahasa, peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang, menyimak, sastra, apresiasi, dan pengetahuan bahasa.
-       Ilmu Pengetahuan Alam, peleburan dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, astronomi (IPBA), dan kesehatan.
-       Matematika, peleburan dari aljabar, aritmetika, geometri, dan statistic.
-       Kesenian, peleburan dari seni tari, seni music, seni suara, seni lukis, seni pahat dan seni drama.
Namun pada SMAN 1 Ceper hanya terdapat tiga macam broad field yaitu Bahasa, matematika, dan kesenian, karena Untuk IPA dan IPS sudah masuk dalam penjurusan dan dikaji lebih mendalam oleh siswa.

c.    Ketatalaksanaan kurikulum
            Tatalaksana dari kurikulum merupakan hal pokok dari proses diadakannya kurikulum. Di SMAN 1 Ceper semua kurikulum disusun dengan berbagai pertimbangan agar bisa mencapai tujuan belajar yang nantinya bisa diimplementasikan dengan baik di sekolah.
       Pelaksanaan kurikulum diwujudkan dalam suasana belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai sekolah ini pada saat penyusunan kurikulum, yaitu menjadi insan yang cerdas, bertaqwa dan cendikian.
            Dalam pelaksanaan kurikulum SMAN 1 Ceper memiliki strategi tersendiri agar bisa dilaksanankan dengan maksimal. Strategi akan memberikan arah pada pelaksanaan kurikulum. Dalam strategi pelaksanaan kurikulum akan tergambar tentang cara-cara pelaksanaan dari komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar yang meliputi : penilaian, cara melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, serta cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.
            Di SMAN 1 Ceper Proses belajar mengajar di dalam kelas juga sangat diperhatikan pelaksanaan kurikulumnya. Kegiatan belajar mengajar harus berlangsung secara interaktif agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Karena tujuan pendidikan merupakan bentuk kurikulum yang telah terimplementasikan dalam bentuk pengajaran.

d.    Pengembangan kurikulum
            Pengembangan kurikulum yang ada di SMA tersebut mengacu pada pengembangan kurikulum yang sudah ada dan juga menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang diajar.

4.    Manajemen peserta dididik

a.            Konsep dasar manajemen peserta didik
Manajemen Peserta Didik merupakan gabungan dari dua makna. Makna yang pertama adalah manajemen yang berarti segenap proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan segala upaya pemberdayaan sumberdaya yang ada untuk mencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Makna yang kedua adalah peserta didik, yang berarti anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri dan potensi melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur (formal, nonformal, informal), jenjang (dasar, menengah, tinggi) dan jenis pendidikan (umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, khusus) tertentu. Tiga jalur dalam pendidikan saling melengkapi dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.

b.            Pencatatan data peserta didik
            Pencatat peserta didik  dalam SMAN 1 Ceper adalah ketika awal tahun ajaran baru dimulai atau pun saat ada peserta didik yang masuk maupun keluar (mutasi).
Pada saat awal tahun ajaran baru, Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas sesuatu sekolah.
Tugas panitia penerimaan :
Ø  Menentukan banyaknya siswa yang diterima
Ø  Menentukan syarat-syarat penerimaan siswa baru
Ø  Melaksanakan penyaringan
Ø  Mengadakan pengumuman penerimaan
Ø  Mendaftar kembali calon yang di terima
Ø  Melaporkan hasil pekerjaannya kepada pimpinan sekolah
Pencatatan data peserta didik di SMAN 1 Ceper berupa:
·         Buku induk siswa
Buku ini berisi catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan peserta didik disertai dengan nomor induk siswa, dan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.
·         Buku Klapper
Pencaatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya disusun berdasarkan abjad. Hal ini untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
·         Daftar presensi
Data hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui / dikontrol. Untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada keseluruhan kegiatan sekolah, setiap hari daftar kehadiran itu dipegang oleh petugas khusus yang akan berkeliling ketiap kelas untuk memeriksa siswa yang tidak berangkat.
·         Daftar mutasi peserta didik
Untuk mengetahui keadaan jumlah peserta didik dengan persis, pihak sekolah mempunyai buku / daftar mutasi peserta didik. Daftar mutasi itu digunakan untuk mencatat keluar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan dan ada pula peserta didik yang keluar.
·         Buku catatan pribadi peserta didik
Buku catatan pesera didik ini lebih lengkap lagi tentang data setiap peserta didik. Buku ini antara lain berisi : Identitas peserta didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis, sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Buku ini biasanya disimpan di ruang BP dan dikerjakan pula oleh petugas BP.
·         Daftar nilai
Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi / mata pelajaran tertentu. Dalam daftar nilai ini dapat diketahui kemajuan belajar peserta didik, karena setiap nilai hasil tes di catat di dalamnya. Nilai-nilai tersebut sebagai bahan olahan nilai raport.
·         Buku legger
Legger merupakan kumpulan nilai nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan nilai-nilai dalam legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian raport. Pencatatan nilai nilai dalam legger biasanya satu tahun dua kali (sesuai dengan pembagian raport)
·         Buku Raport
Buku raport merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta didik kepada orang tua wali atau kepada pesera didik itu sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran tingkah laku peserta didik dan sebagainya. Buku ini di berikan dua kali dalam satu tahun.
Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan berhubungan satu sama lain. Dengan demikian pihak sekolah dapat mencatat semua aspek yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta didik.

c.            Mutasi dan promosi peserta didik
   -   Mutasi Peserta Didik
Mutasi masuk adalah perpindahan dari luar yang ingin masuk ke SMAN 1 Ceper. Akan tetapi tidak semua siswa yang ingin masuk dapat diterima. Dapat dilihat dulu dari raport yang pernah dimilikinya, apakah pernah ada masalah atau pun tidak.
Mutasi keluar, dalam mutasi ini pihak SMA mengembalikan siswa kepada orang tua atau wali dengan berbagai alasan atau sebab. Misalnya karena adanya kasus dari siswa yang bersangkutan yang menyebabkan SMA mengambil tindakan tegas dengan memutasikan siswa tersebut. Ada juga pemutasian dari pihak orang tua / wali karena didasarkan pindah tempat atau fakor ekonomi yang agak memberatkan dari pihak wali atau orangtua. Namun bila terkendala masalah ekonomi sebisa mungkin akan ikut membantu untuk mencarikan solusi.
-       Promosi Peserta Didik
Dalam promosi hal ini SMA sering mengirimkan beberapa anggota osis serta guru ke sebagian SMP yang ada disekitar SMA pada akhir tahun ajaran dengan tujuan agar siswa SMP tersebut dapat tertarik ke SMAN 1 Ceper. Selain itu Juga dalam bentuk promosi tidak langsung seperti Bersih-bersih lingkungan, Bakti Sosial atau pun Bakti Ramadhan.

d.    Layanan khusus
Layanan-layanan khusus di Madrash mungkin sama dengan sekolah-sekolah lain yaitu:
a.    Layanan Bimbingan dan konseling
Fungsi layanan bimbingan dan konseling pada SMAN 1 Ceper merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa dengan mempehatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntunan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Fungsi bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ceper ada tiga :
1.)  Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah selanjutnya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan  dan cita-citanya
2.)  Fungsi pengadaptasian, yaitu membanu guru atau tenaga edukatif lainya menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.
3.)  Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat, minat dan kemampuanya untuk mencapai perkembangan yang optimal
Tujuan dilakukanya bimbingan di SMAN 1 Ceper:
 1.)  Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri
2.)  Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya.
3.)  Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
4.)  Mengembangkan pengetahuan cara memecahkan masalah.
5.)  Mengembangkan pengetahuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya.
6.)  Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya, dan berbagai nilai.
7.)  Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan, minat, dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat
8.)  Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ceper:
1)   Layanan kepada peserta didik
a.) Dilihat dari jenis masalah yang dihadapi peserta didik, mencangkup : Bimbingan pribadi, sosial, pendidikan, dan bimbingan pekerjaan / karir.
b.) Dilihat dari urutan kegiatan, mencangkup : layanan orientasi, layanan pengumpulan data pribadi, layanan pemberian inormasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman(referai), layanan tindak lanjut.
2)   Layanan kepada guru
3)   Layanan kepada sekolah

b.    Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan  salah satu unit yang memberika layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan kreatif melalui koleksi bahan perpustakaan
Tujuan didirikannya pepustakaan di SMAN 1 Ceper adalah sbb:
1)    Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca siswa.
2)    Mendidik peserta didik agar mampu  memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien
3)    Meletakan dasar kearah belajar mandiri
4)    Memupuk bakat dan minat
5)    Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi kehidupan sehari-haria atas usaha dan tanggung jawab sendiri.
Penyelenggaranya adalah staff pegawai yang ditunjuk sebagai ahli perpustakaan yang ditugaskan di perpustakaan dan telah mendapat kursus / latihan sebelumnya.

c.   Layanan Kantin / Kafetaria
Kantin / warung sekolah perlu diadakan di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.

d.    Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di SMAN 1 Ceper dibentuk oleh wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.
Program Usaha Kesehatan Sekolah di SMAN 1 Ceper adalah sebagai berikut:
1.    Mencapai lingkungan hidup yang sehat
2.    Pendidikan kesehatan
3.    Pemeliharaan kesehatan di sekolah
Penyelenggara UKS di SMAN 1 Ceper teraelenggara karena kerja sama antara seluruh warga sekolah. Setiap warga sekolah diwajibkan menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab umum, sedangkan peserta didik membantu pelaksnaan UKS, dengan piket secara bergiliran. Disamping penanggung jawab umum,terdapat juga penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan (pemeriksaan / pemeliharaan) kesehatan dan penanggung jawab mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah.

e.    Layanan Koperasi
Layanan koperasi di SMAN 1 Ceper mendidik para siswa untuk dapat berwirausaha. Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang.

h.    Layanan Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah sayangnya fungsi satpam di SMAN 1 Ceper kurang maksimal karena juga merangkak sebagai tukang bersih-bersih sekolah.

5.      Manajemen tenaga kependidikan
a.    pengertian dan jenis-jenis tenaga kependidikan
            manajemen tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian.
            Jenis pendidikan di SMAN 1 Ceper dibedakan Menjadi tiga:
1.    Tenaga struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. Yang masuk dalam kategori ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang waka kesiswaan, waka humas, waka kurikulum, dan waka sarana prasarana.
2.    Tenaga fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Yang termasuk kategori ini adalah guru mapel dan guru BP.
3.    Tenaga teknis
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif, yaitu TU, dan staff pegawai lain.
b.    pengadaan tenaga kependidikan
            Pengadaan guru dan pegawai di SMAN 1 Ceper dilakukan oleh kepala sekolah dengan cermat dan pemillihan yang ketat demi mendapatkan personalia yang tepat dan memenuhi syarat. Jika hal ini dilakukan sembarangan atau dalam kata lain terkesan sembarangan maka bisa jadi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di sekolah tidak akan maksimal, yang pada akhirnya akan berdampak kepada ketercapaian tujuan sekolah.
c.    Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan
            Seiring dengan berjalannya waktu, kepala sekolah SMAN 1 Ceper dituntut untuk mengkantongi potensi dan kelemahan para pegawainya agar dapat melakukan penaikan pangkat, jabatan, atau statusnya bagi mereka yang memiliki kualitas terbaik dan kinerja yang memuaskan. Namun bagi mereka yang terkesan malas, tidak produktif, dan tidak mampu menjalani tugas dengan baik maka kepala sekolah tidak segan untuk melakukan rotasi jabatan atau mutasi demi mendapatkan penyegaran dan penyesuaian.
Khusus untuk promosi kenaikan status guru atau pegawai sangat diperhatikan, apalagi bagi guru yang sudah bekerja cukup lama maka pihak kepla sekolah cepat mengambil keputusan kenaikan apa yang pantas diterima guru tersebut. Hal yang paling awal guru SMAN 1 Ceper dapat melakukan penaikan gaji misalnya, atau dengan kenaikan status dari guru tidak tetap menjadi guru tetap. Atau memfasilitasi guru tersebut untuk melakukan pengurusan sertifikasi. Promosi-promosi jabatan dan satus ini sangat besar dampaknya bagi guru dan pegawai yang bersangkutan karena ini menjadikan mereka merasa dihormati dan dihargai keberadaan mereka di sekolah. Kepala sekolah sangat menyadari apabila mereka mersa dihargai dan dihormati maka guru dan pegawai tersebut akan mampu mengeluarkan segenap usaha dan upayanya dalam memajukan dan mensukseskan sekolah dalam proses belajar mengajar dan mencapai tujuan yang diinginkan sekolah.
d.    Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan.
Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan dilakukanoleh kepala SMAN 1 Ceper agar apa bila diperjalanan karir dan masa tugas para tenaga pendidik dan  kependidikan tersebut tidak mengalami kemunduran dan melemahnya kinerja mereka yang mengakibatkan pada buruknya kualitas kerja mereka. Untuk dapat mengembalikan kualitas dan motivasi kerja mereka, kepala sekolah melakukan pembinaan yang intensif dan evaluasi kerja secara mendalam. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar tentang wawasan kerja dan keahlian.
Kepala sekolah juga dituntut untuk mengetahui penyebab dasar dari melemahnya motivasi dan kinerja mereka, agar nantinya mampu mengambil langkah bentuk pembinaan atau pelatihan apa yang cocok diberikan kepada tenaga pendidikan di Sekolah agar motivasi dan kinerja mereka dapat kembali optimal dan dapat melaksanakan semua tugas maupun kewajiban mereka. Kepala sekolah juga menyadari jika beliau lengah sedikit saja dalam kasus ini, apabila ini terjadi dalam jangkan yang lama bukan hanya kondisi dan lingkungan kerja sekolah yang tidak kondusif tapi bisa jadi proses belajar mengajar dikelas juga akan berdampak parah yang pada akhirnya mutu dan kualitas sekolah menjadi harga yang harus dibayar mahal oleh sekolah.
 e.    Pemberhentian tenaga kependidikan
            Yang dimaksud dengan hal ini adalah pencopotan atau pelepasan seseorang dari tugas dan tanggung jawabnya yang diputuskan oleh kepala sekolah SMAN 1 Ceper karena hal dan sebab tertentu. Apabila seorang pegawai yang sudah tidak mampu lagi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik dan semaksimal mungkin, maka kepala sekolah tegas untuk mengambil tindakan dengan memberhentikannya dengan syarat sudah menjalani pertimbangan yang matang dan mendalam terhadap kasus yang berjalan.

6.      Manajement fasilitas pendidikan
a.    Pengertian dan jenis jenis fasilitas pendidikan
            Manajemen fasilitas adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, Pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif adan efisien.
            Jenis-jenis fasilitas yang ada di SMAN 1 Ceper:
            1. fasilitas pendidikan yang secara  langsung digunakan  dalam  proses  belajar  mengajar.  Contonya  kapur  tulis, buku, papan tulis, atlas, komputer, projektor dan  sarana pendidikan  lainnya yang digunakan guru dalam mengajar
2. fasilitas pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan  dengan  proses  belajar mengajar,  seperti  lemari  arsip  di kantor  sekolah,  merupakan  sarana  pendidikan  yang  secara  tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
b.    Pengadaan fasillitas pendidikan
Yang dimaksud dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sistem pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMAN 1 Ceper dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
   a)  Droping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pihak sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.
   b)  Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara langsung maupun memesan terlebih dahulu.
    c)  Meminta sumbangan dari wali murid ataupun mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.
    d)  Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ke tempat lain.
    e) Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dimiliki sekolah
c.    Pendayagunaan dan pemeliharaan fasilitas pendidikan.
            Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dilakukan SMAN 1 Ceper. Berkaitan dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan disekolah, diusahakan untuk mengadakan control yang baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan terhadap sarana dan prasarana disekolah merupakan usaha yang ditempuh waka sarana prasarana dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara, dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi keberhasilan proses pengadaan di sekolah.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah memiliki beberapa cara:
1. ditinjau dari sifatnya, yaitu: pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat.
2. ditinjau dari waktu pemeliharaannya, yaitu: pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot lainnya.
d.    Penghapusan fasilitas pendidikan
penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di SMAN 1 Ceper. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan alasan  efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan.
Penghapusan sarana dan prasarana di SMAN 1 Ceper bertujuan untuk:
  a)   Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
   b)  Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
   c)   Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak   dipergunakan lagi.
   d)   Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.
a)   Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
b)   Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.
c)    Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya          biaya pemeliharaan.
d)   Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
e)   Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
f)   Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.
g)  Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam
e.    Pelaporan data fasilitas pendidikan
pelaporan data atau inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan di SMAN 1 Ceper meliputi dua kegiatan, yaitu pembuatan kode barang perlengkapan dan Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan.
1)      Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah.
2)      Pencatatan Perlengkapan Pendidikan
Setelah pembuatan kode barang, selanjutnya kode-kode tersebut dicatat dalam suatu buku untuk mempermudah dalam pengawasannya.

7.    Manajement pembiayaan pendidikan
a.    Konsep dasar pembiayaan pendidikan
            Manajemen keuangan dapat dipahami sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.           
b.    Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan
Sumber pembiayaan pada SMAN 1 Ceper dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan. Besarnya biaya pendidikan yang bersumber dari pemerintah ditentukan berdasarkan kebijakan keuangan pemerintah di tingkat pusat dan daerah setelah mempertimbangkan skala prioritas.
2.  Orang tua/wali siswa dan masyarakat
Besarnya dana yang diterima dari orang tua siswa berupa Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), dana yang langsung diterima sekolah didasarkan atas kemampuan orang tua/wali siswa atau ditentukan oleh pemerintah atau yayasan (bagi swasta). SPP disetor ke kas Negara, pengalokasiannya kembali oleh pemerintah ke sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan melalui Dana Penunjang Pendidikan (DPP). Dana tersebut merupakan dana penunjang anggaran rutin yang pada dasarnya diperuntukkan bagi pembiayaan kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan pada tingkat menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan biaya penerimaan dari masyarakat baik dari perorangan maupun lembaga, yayasan, berupa uang tunai, barang, hadiah, atau pinjaman bergantung pada kemampuan masyarakat setempat dalam memajukan pendidikan
             Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua/wali siswa dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Dan jika dilihat dari segi penggunaan, sumber dana dapat dibagi menjadi anggaran untuk kegiatan rutin (gaji dan biaya operasional sehari-hari) dan anggaran untuk pengembangan sekolah.
 c.    Perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan
Budgeting atau penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran. Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Fungsi dasar suatu anggaran adalah sebagai bentuk perencanaan, alat pengendalian dan alat analisis. Agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan, jumlah yang dicantumkan dalam anggaran adalah jumlah yang diperkirakan akan direalisasikan pada saat pelaksanaan kegiatan. Jumlah tersebut diupayakan agar mendekati angka yang sebenarnya, termasuk di dalamnya adalah perhitungan pajak-pajak terkait yang menjadi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Dengan rancangan yang demikian fungsi anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan akan dapat diefektifkan.
Langkah-langkah penyusunan anggaran di SMAN 1 Ceper:
a.       Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b.      Menyusun rencana berdasar skala prioritas pelaksanaannya
c.       Menentukan program kerja dan rincian program
d.      Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e.       Menghitung dana yang dibutuhkan
f.       Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
d.    Pelaksanaan anggaran pendidikan
             Dalam pelaksanaan kegiatannya, jumlah anggaran yang direalisasikan bisa jadi tidak sama dengan anggarannya. Realisasi keuangan yang tidak sama dengan anggaran harus dianalisis penyebabnya, dan apabila diperlukan dapat dilakukan revisi anggaran agar fungsi anggaran dapat tetap berjalan. Perbedaan antara realisasi pengeluaran dengan anggarannya bisa terjadi karena:
a.       Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
b.      Terjadinya penghematan atau pemborosan
c.       Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan
d.      Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
e.       Penyusunan anggaran yang kurang tepat.
             Dalam manajemen pembiayaan di SMAN 1 Ceper, anggaran bersifat luwes artinya apabila dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata harus dilakukan penyesuaian kegiatan, maka anggaran dapat direvisi dengan menempuh prosedur tertentu.
e.    Pengawasan pembiayaan pendidikan
             Pengawasan pembiayaan dalam SMAN 1 Ceper melalui Badan Penyidik Keuangan Negara (BPKP) dalam setiap kesempatan secara mendadak dan juga dilakukan oleh Irjen pengawas dari luar dalam bentuk sidak yang juga secara mendadak. Pengawasan juga dilakukan oleh guru maupun staff yang ada didalam madrasah tersebut sevara jujur dan trasparan.

8.    Manajement hubungan lembaga
a.     Konsep dasar hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
 Kegiatan humas yang dilaksanakan SMAN 1 Ceper dimaksudkan untuk mengabdi pada kepentingan pendidikan. Kemudian kegiatan itu publisitas sekolah.
Kegiatan humas pendidikan atau lebih konkrit hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan dan asas penting dalam kehumasan perlu memperoleh perhatian semestinya apabila sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat.
b.    Jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Kegiatan yang menyangkut hubungan sekolah dengan masyarkat meliputi beberapa hal berikut:
1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
2. Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial.
4. Member peringatan masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam teknik atau sarana komunikasi seperti majalah, surat kabar, atau mendatangkan narasumber.
c.    Bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat
banyak sekali kerjasama yang terbentuk dari pihak SMAN 1 Ceper dengan Masyarakat, antara lain:
1. pemberian dari masyarakat berupa bantuan dalam administrasi penddikan.
2. Bantuan kelancaran kegiatan pendidikan oleh BP3
3. Kesamaan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan bersama antara pemerintah, orang tua murid, dan masyarakat.
4.  Pemberian dan pengadaan tenaga kependidikan.
5.  Pemberian bantuan tenaga ahli.
6.  Pengadaan dana dan pemberian bantuan berupa wakaf, hibah, pinjaman, beasiswa, dan              bentuk lain yang sejenis.
7.  Pengadaan dan penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan atau diselenggarakan pemerintah.
8.  Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
9.  Pemberian kesempatan untuk magang dan atau latihan bekerja kepada anak didik.
10.  Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung dan tanah untuk melaksanakan kegiatana belajar mengajar.
11.  Pemberian pelatihan manajemen bagi penyelenggara pendidikan dan pengembangan pendidikan nasional.
12.  Pemberian bantuan berupa pemikiran dan pertimbangan yang berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dan atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan.
13.  Pemberian bantuan dan pelaksanaan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan pendidikan.
14.  Pemberian kesempatan untuk berperan dalam program pendidikan dan atau penelitian yang diselenggarakan pemerintah didalam dan atau di luar negeri.
d.    Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat
Dalam hal peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyakarat, sekolah selalu berkordinasi dengan pihak masyarakat, sehingga kerjasama bisa terus terjalin dan akhirnya terjadi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pihak sekolah. Hal tersebut otomatis akan meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap sekolah.


9.    Ketatalaksanaan lembaga pendidikan

a.    Konsep dasar dan fungsi ketatalaksanaan lembaga pendidikan         
Tata laksana atau disebut juga tata usaha pendidikan yaitu segenap proses kegiatan menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan hanya meliputi surat-surat saja tetapi mencangkup pengelolaan semua bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat.
Dalam membahas pengelolaan warkat, tidak lepas dari pengelolaan arsip atau biasa disebut “kearsipan”. Secara sederhana, kearsipan diartikan sebagai suatu proses pengelolaan warkat mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu, sehingga pada saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan, serta arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan. Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya sekolah, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi sekolah..
Keunggulan dan fungsi sistem penanganan kearsipan yang tertata dalam setiap organisasi, yaitu sebagai berikut.
a.    Aktivitas kantor/ organisasi akan berjalan dengan lancar.
b.    Dapat dijadikan bukti-bukti tertulis apabila terjadi masalah.
c.    Dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi secara tertulis.
d.   Dapat dijadikan bahan dokumentasi.
e.    Dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
f.     Sebagai alat pengingat.
g.    Sebagai alat penyimpan warkat.
h.    Sebagai alat bantu perpustakaan di organisasi apabila memiliki perpustakaan.
i.      Merupakan bantuan yang berguna bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan organisasi.
j.      Kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting      mengenai kemajuan organisasi.
b.    Prosedur penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan
Untuk mewujudkan fungsi ketatalakanaan lembaga pendidikan, maka butuh penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan. Adapun prosedur penataan ketatalaksanaan SMAN 1 Ceper adalah sebagai berikut:
1.    Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan realisasi program sekolah, disebut surat dinas.  Surat masuk maupun surat keluar harus dicatat disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan dalam buku agenda surat masuk dengan buku agenda surat keluar.
Surat yang bersifat kedinasan, baik dinas pemerintahan, maupun dinas swasta, biasanya bersifat resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia baku. Sedangkan buku agenda berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan pencatatan: a) Nomor urut surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c) Alamat surat/ kepada siapa, d) Pokok isi surat, e) Keterangan.
2.    Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamat atau petugas yang diserahi tanggung jawab.
3.    Buku Catatan Rapat Sekolah (notulen)
Notulen berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau keputusan yang diambil pada saat rapat sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat Guru. Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, rapat tersebut antara lain:
a)    Rapat kenaikan kelas.
b)   Rapat kelulusan EBTA (ujian).
c)    Rapat penerimaan murid baru.
d)   Rapat pembagian tugas  mengajar.
4.    Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun isi pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat, dibanding papan pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman juga bisa dipakai, tetapi akan diutus seorang petugas sekolah yang ditunjuk untuk membacakannya di setiap kelas.
5.    Kegiatan Administrasi yang Didindingkan
           Yang dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik dinding kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan semacam ini lebih dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6.    Administrasi Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Perihal keuangan sekolah, pada garis besarnya berkisar pada uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti perbaikan sarana.
c. Sistem Informasi Manajemen Lembaga Pendidikan
SIM sangat dibutuhkan oleh SMAN 1 Ceper untuk menyediakan informasi yang penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Implementasi SIM berbasis komputer diharapkan dapat menyelesaikan dengan cepat dan tepat masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah dalam rangka pencapaian tujuan.
10. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
a. Dasar-dasar Kepemimpinan Pendidikan
Hakikat kepala sekolah dalam kepemimpinan adalah kegiatan kepala sekolah dalam menggerakkan bawahannya agar orang lain itu berkenan melaksanakan tugas-tugasnya.

Proses kepemimpinan meliputi unsur-unsur berikut:
Ø  Orang yang memimpi
Ø  Orang-orang yang dipimpin
Ø  Kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan
Ø  Tujuan yang ingin dicapai bersama
b. Konsep dasar Supervisi Pendidikan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial sekolah.
c. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
            Pada supervisi yang ada di SMAN 1 Ceper sepertinya lebih menekankan pada tipe supervisi demokratis. Selain berbagai keunggulan yang ada tipe ini juga disesuaikan dengan lingkungan sekolah.
d. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
teknik-teknik supervisi pendidikan yang dilakukan di SMAN 1 Ceper adalah sebagai berikut:
1.  Perkunjungan Kelas
Kepala sekolah/supervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas. Tujuan dari perkunjungan kelas adalah untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru.
    2. Percakapan Pribadi ( individual conference)
Dalam percakapan pribadi antara seorang supervisor  dengan seorang guru kedua-duanya berusaha berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha-usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru.
3. Rapat Guru
Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan  mengajar.



BAB VI
Kesimpulan dan Saran


A.    Kesimpulan

          
            Dari kegiatan observasi kami di SMAN 1 Ceper kami dapat mengetahui beberapa point-point tentang organisasi lembaga pendidikan, manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen tenaga kependidikan, manajemen fasilitas pendidikan, manajemen pembiayaan pendidikan, manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, ketatalaksanaan lembaga pendidikan, kepemimpinan dan supervisi pendidikan.
            Selain itu, kami juga dapat mengetahui seberapa jauh atau majunya sekolah tersebut khusus nya tentang manajemen pendidikan.


B.    Saran

            Kami semua sangat berharap kepada lembaga pendidikan khususnya dalam manajemen pendidikan agar dibenahi untuk sistem yang kurang dan mempertahankan atau meningkatkan sistem yang sudah termasuk kategori bagus atau baik agar tercipta nya keselarasan atau keseimbangan dalam kegiatan akademik ataupun non akademik.
Kami sebagai mahasiswa yang masih awam dalam membuat laporan observasi, maka kami memohon saran dan kritik nya serta bimbingannya dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai kelayakan suatu bahan untuk dijadikan sebuah laporan.



Daftar Pustaka

Diambil dari Internet http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/ pada tanggal 02 Desember 2012 pukul 18:40
Amirin, tatang M.2011. manajemen pendidikan hal 10-12 .yogyakarta: UNY Perss

wassalah

wassalah