Rabu, 30 Agustus 2017

Macam-macam Bentuk Lengkung Masjid

     Berawal dari Tugas Akhir Karya Seni saya yang berjudul perancangan sign system di kawasan masjid, yang membuat saya untuk mencari informasi mengenai berbagai macam lengkung masjid. sebagian memang berasal dari arsitektur gaya barat, karena tidak bisa dipungkiri arsitektur gaya barat dan timur memang saling mempengaruhi apalagi pada abad pertengahan islam sempat berjaya di benua eropa.
     Berikut macam-macam lengkung masjid yang saya kumpulkan dan simpulkan dari berbagai sumber:

1.      Romanesque
istilah "Romanesque" pertama kali diciptakan pada tahun 1818 oleh Charles-Alexis-Adrien de Gerville untuk menggambarkan sebuah gaya arsitektur yang mendahului gaya arsitektur Gotik. Istilah ini juga dikenal dengan sebutan gaya “Roman” di Prancis, “Romanish” di Jerman, “Romanico” di Italia, dan “Romanesk” di Indonesia. Gaya ini berkembang di Eropa sejak tahun 800 (abad ke-9) hingga tahun 1100 (abad ke-12). Gaya ini kemudian lenyap (atau lebih tepatnya berevolusi) setelah munculnya gaya Gotik abad ke-12. Sesuai namanya, gaya arsitektur ini banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Romawi kuno. Ciri utama gaya Romanesque yang membedakannya dengan gaya lain, yaitu adanya busur lengkung. Busur lengkung adalah pertemuan antara dua pilar yang membentuk busur setengah lingkaran. istilah lain untuk bentuk busur lengkung adalah tapal kuda (horseshoe arch). Contoh arsitektur yang menggunakan gaya romanesque adalah masjid cordova di andalusia spanyol dan Masjid Sayyidah Zainab di Damaskus suriah.


Gambar 2.1: Lengkung Gaya Romanesque Pada Masjid Cordoba
Sumber: atdspain.com

2.      Gotik
Arsitektur gotik adalah kreasi para para genius abad pertengahan. Bentuk lengkungannya seperti lunas kapal terbalik seperti yang terdapat pada masjid Al Azhar Kairo, namun lebih runcing. Perbedaan utama dengan romanesque adalah bahwa gaya gotik serba runcing, sedangkan gaya Romanesque serba bundar. Menurut arsitek pada masa itu, dengan memakai lengkungan yang runcing (pointed arched), atap tidak perlu ditinggikan. Lengkungan gaya Ghotik yang lancip ternyata tidak hanya mengurangi topangan samping, tetapi juga meringankan bobot atap.
Arsitektur gotik merupakan perpaduan antara tipe-tipe tradisioanal yang luas dengan bentuk-bentuk gubahan abad pertengahan. Hasilnya serba mewah dan vertikal. Sifatnya menunjukkan kemenangan ketenangan, intelektual dan keharmonis antara perpaduan dan unsur-unsur estetika, struktur dan tujuan. Contoh dari lengkung gothik terlihat pada bangunan Masjid Lala Mustafa Pasha yang terletak di siprus.

Gambar 2.2: Lengkung Gaya Gotik pada Masjid Lala Mustafa Pasha
Sumber: commons.wikimedia.org



Gambar 2.3: Bentuk Lunas Kapal
Pada Bangunan Masjid Al Azhar di Kairo
Sumber: commons.wikimedia.org


3.      Byzantium
Arsitektur gaya bizantium hampir sama dengan gaya romanesque, garis besar yang membedakan adalah pada gaya byzantium busur lengkung lebih melebar, serta bentuk kubah yang menutupi seluruh atap masjid. lengkung gaya byzantium bisa dilihat pada bangunan masjid Sultan Ahmed yang berada di istambul, Turki.


Gambar 2.4: Lengkung Gaya Byzantium Pada Masjid Sultan Ahmed
Sumber: commons.wikimedia.org

4.      Berumbi
Gaya lengkung ini berbentuk setengah lingkaran, hanya saja pada bagian bawah sedikit memanjang serta runcing pada bagian atas seperti tunas umbi yang sedang tumbuh. Kebanyakan masjid di Indonesia mengadopsi gaya ini, sementara di luar negeri penggunaan gaya ini lebih banyak dijumpai pada gereja ortodox seperti yang ada di Rusia. Gaya lengkung berumbi terdapat pada bangunan masjid Baiturrahman yang ada di Aceh.


Gambar 2.5: Lengkung Berumbi Pada Masjid Baiturrahman di Aceh
Sumber: commons.wikimedia.org




wassalah

wassalah