A. Pengertian
Manajemen Pendidikan
Dalam
perkembangannya, ilmu di dunia ini berkembang pesat. Mulai dari ilmu tentang
alam, maupun tentang sosial. Tidak tekecuali tentang menajemen pendidikan. Ilmu
yang masih dianggap ‘baru’ oleh masyarakat sebenarnya sudah ada sejak lama.
Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat
pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau
militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
Manajenen
pendidikan selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting,
yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan
adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang
atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari
kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan
pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Manajemen
pendidikan juga dibagi dua, yaitu dalam arti umum dan arti khusus. Dalam arti
umum berarti ada dua jenis, yaitu mikro dan makro. Mikro dapat diartikan
sebagai kegiatan didik-mendidik (pelaksanaan pendidikan). Sedangakan Makro
pendidikan sebagai kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan panutannya dengan
berbagai prantara kemasyarakatan lainnya.
Dalam
makna umum seperti ini, sebagai pengaturan, penataan, penglolaan pendidikan
seperti itulah istilah manajemen pendidikan digunakan. Dan ini penting agar
tidak terkesan bahwa manajemen pendidikan harus dalam makna manajemen
aministratif.
Dalam arti
Khusus pendidikan sebagai satu kesatuan dan berkenaan dengan tugas pokok
(fungsi) administator/manajer (pimpinan) lembaga tersebut harus membuat program
kerja kelembagaan. Jadi kunci pokoknya pada pembuatan dan pelaksanaan program
kerja lembaga atau organisasi.
Sebagai
contoh di sekolah-sekolah adalah penerimaan murid baru (PMB). Ada kegiatan yang
akan dilakukan (program) kerja. Dan direncanakan dengan baik (planing).
Selanjutnya dibuat kepanitiaan (organizing) dan menunjuk petugas yang akan
melaksanakannya (staffing). Selanjutnya dilakukan rapat koordinasi (directing
and coordinating) kemudian sambil PMB dilaksananakan dilakukakan pemantauaan
(controlling).
B. Aspek Kegiatan
Manajemen Pendidikan
Berdasar
dari pengamatan kami selama observasi di SMA N 1 Ceper, maka berikut dapat
disajikan data yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran yang ada di lembaga
tersebut, sebelum dan sesudah proses pembelajaran tersebut.
Berikut data
yang dimaksud oleh kami:
1. Struktur Program
2. Kalender
pendidikan
3. Pembagian tugas
guru
4. Jadwal pelajaran
1. Struktur Program
Struktur
program merupakan susunan bidang pelajaran yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan kurikulum dalam jenjang sekolah. Walaupun sempat menggunakan
kurikulum 2013 selama kurang lebih enam bulan, SMA N 1 Ceper kembali lagi
mengacu pada program yang mulai diberlakukan lagi, yaitu KTSP. Macam-macam
progam dalam lembaga tersebut antara lain:
· Program pendidikan umum
Pendidikan
dalam hal ini diberikan kepada siswa yang mencakup pelajaran yang bersifat
umum. yaitu pelajaran Penjaskes, Pkn, dan Agama.
· Program
pendidikan akademis
Pendidikan
dalam hal ini diberikan kepada siswa yang mencakup pelajaran akademis. yaitu
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, pengetahuan alam, dan
pengetahuan sosial.
· Program
pendidikan ketrampilan
Program
yang ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada setiap siswa.
Program ketrampilan yang terdapat di SMA tersebut antara lain seni budaya dan
teknik elektro
2. Kalender
pendidikan
Kalender
pendidikan digunakan untuk mengatur jadwal-jadwal untuk satu tahun yang akan
datang dan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. Isi dalam kalender
pendidikan meliputi Mid semester, semester awal, semester akhir, sampai dengan
Ujian Nasional.
Di SMA
tersebut akan diadakan Mid semester tiga bulan setelah siswa tersebut menginjak
atau memasuki kelas baru. Maksud dari menginjak adalah misal kelas satu naik ke
kelas dua, kelas dua masuk kelas tiga dan kelas satu baru saja masuk di sekolah
tersebut.
Untuk
semester gasal dan genap dilakukan enam bulan atau tiga bulan setelah Mid
Semester.
3. Pembagian Tugas
guru:
a. Pembagian tugas
mengajar
Pembagian
tugas guru dilakukan dengan rapat dengan komite sekolah dan diputuskan
bersama-sama. Kepala sekolah juga menerapkan
asas musyawarah mufakat. Dalam pembagian tugas ini meliputi kemampuan,
ketekunan, ketelitian dan latar belakang asal lulusan.
b. Pembagian
tanggung jawab extra kurikuler
Dalam hal
ini, peran kepala sekolah sangat penting. Karena harus melihat minat, kemampuan
dan pengalaman. Dengan melihat tiga aspek berikut diharapkan dapat menjadikan
extrakulikuler menjadi lebih bermakna, lancar dan memberikan hasil positif bagi
siswa.
Contoh
extrakulikuler di lingkungan SMA N 1 Ceper cukup banyak. Mulai dari pramuka,
olahraga (volly, Basket, taekwondo dll) ada juga ketrampilan meliputi, KIR,
Mading dll. Semua itu diampu oleh beberapa guru di sekolah.
4. Jadwal pelajaran
Sekolah
menerapkan sistem yang terbaru, yaitu guru mengajar 24jam selama satu minggu.
24jam diterapkan karena adanya perintah dari pemerintah. Sistemnya pun sama
seperti SMA didaerah lain, yaitu pembelajaran dimulai pada pukul 07:00 sampai
dengan pukul 13:50 pada setiap hari senin sampai dengan hari Kamis dan Sabtu,
dan pukul 11:00 khusus untuk hari jumat. Sedangkan untuk istirahat pertama
pukul 09:40 – 09:55 dan istirahat kedua dimulai pukul 11:30-12:30. Istirahat
ini digunakan untuk sholat dan keperluan lain seperti makan dan mengerjakan
tugas.
Penyajian Data
1. Organisasi
Lembaga Pendidikan
a. Pengertian dan struktur organisasi lembaga pendidikan
Organisasi
lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang unik dan
kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga
penyelenggara pendidikan.
Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah struktur yang
mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu
proses perencanaan organisasi lembaga pendidikan yang strategis. Struktur
Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa struktur
campuran yakni yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih
mendekati disentralisasi tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secara
sentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan
negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi bangsanya.
b. Jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Ada tiga jalur pendidkan yang berperanan dalam
pembentukan kualitas sumber daya manuasia, yaitu terdiri atas: pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Dan tentu saja pada SMAN 1 Ceper masuk kedalam jalur
pendidikan formal.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 14). SMAN 1
Ceper termasuk dalam jenjang pendidikan menengah.
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV Pasal 15). Dan SMAN 1 Ceper masuk dalam kategori pendidikan
umum.
c. Kriteria
keberhasilan
Dalam hal pengembangan kriteria keberhasialan lembaga
pendidikan, sekolah mempunyai beberapa target, salah satu nya yaitu dapat
terserapnya lulusan SMA di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan.
Dalam hal ini, terserapnya adalah dapat diterima dengan berbagai potensi atau
pun bidangnya masing-masing. Karena
presentasi siswa yang lulus dari SMA tersebut, 50% memilih untuk bekerja, 40%
melanjutkan ke pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan 10% terjadi pengangguran.
2. Manajemen
Kurikulum
a. Konsep dasar kurikulum
Kurikulum
itu tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup
semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan
mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang
kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung
jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup
juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas.
b. Pengorganisasian
kurikulum
1. Separated Subject Curriculum
Tipe ini bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang
sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi
terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga
banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang
menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya, tetapi tetap memerhatikan ciri (karakteristik) tiap bidang
studi tersebut. Hubungan (korelasi) antar mata pelajaran tersebut dapat
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
Ø Insidental, artinya
secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran lainnya.
Ø Hubungan yang lebih
erat
Ø Batas mata
pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan
masing-masing mata pelajaran tersebut, yang biasa disebut dengan Broad Field.
Di dalam kurikulum dikenal lima macam Broad Field, yaitu
sebagai berikut:
- Ilmu pengetahuan
sosial, peleburan dari mata pelajaran ekonomi, akuntansi sejarah, geografi,an
sosiologi.
- Bahasa,
peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,
menyimak, sastra, apresiasi, dan pengetahuan bahasa.
- Ilmu Pengetahuan
Alam, peleburan dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, astronomi (IPBA),
dan kesehatan.
- Matematika,
peleburan dari aljabar, aritmetika, geometri, dan statistic.
- Kesenian,
peleburan dari seni tari, seni music, seni suara, seni lukis, seni pahat dan
seni drama.
Namun pada SMAN 1 Ceper hanya terdapat tiga macam broad
field yaitu Bahasa, matematika, dan kesenian, karena Untuk IPA dan IPS sudah
masuk dalam penjurusan dan dikaji lebih mendalam oleh siswa.
c. Ketatalaksanaan
kurikulum
Tatalaksana dari kurikulum merupakan hal pokok dari proses diadakannya
kurikulum. Di SMAN 1 Ceper semua kurikulum disusun dengan berbagai pertimbangan
agar bisa mencapai tujuan belajar yang nantinya bisa diimplementasikan dengan
baik di sekolah.
Pelaksanaan
kurikulum diwujudkan dalam suasana belajar mengajar. Proses belajar mengajar
ini berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai sekolah ini pada saat
penyusunan kurikulum, yaitu menjadi insan yang cerdas, bertaqwa dan cendikian.
Dalam pelaksanaan kurikulum SMAN 1 Ceper
memiliki strategi tersendiri agar bisa dilaksanankan dengan maksimal. Strategi
akan memberikan arah pada pelaksanaan kurikulum. Dalam strategi pelaksanaan
kurikulum akan tergambar tentang cara-cara pelaksanaan dari komponen-komponen
kegiatan proses belajar mengajar yang meliputi : penilaian, cara melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan, serta cara mengatur kegiatan sekolah secara
keseluruhan.
Di SMAN 1
Ceper Proses belajar mengajar di dalam kelas juga sangat diperhatikan
pelaksanaan kurikulumnya. Kegiatan belajar mengajar harus berlangsung secara
interaktif agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Karena tujuan pendidikan
merupakan bentuk kurikulum yang telah terimplementasikan dalam bentuk
pengajaran.
d. Pengembangan
kurikulum
Pengembangan kurikulum yang ada di SMA tersebut mengacu pada
pengembangan kurikulum yang sudah ada dan juga menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yang diajar.
4. Manajemen
peserta dididik
a. Konsep dasar manajemen peserta didik
Manajemen Peserta Didik merupakan gabungan dari dua makna.
Makna yang pertama adalah manajemen yang berarti segenap proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan pengawasan segala upaya
pemberdayaan sumberdaya yang ada untuk mencapaian tujuan secara efektif dan
efisien. Makna yang kedua adalah peserta didik, yang berarti anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan diri dan potensi melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur (formal, nonformal, informal), jenjang (dasar, menengah,
tinggi) dan jenis pendidikan (umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, khusus) tertentu. Tiga jalur dalam pendidikan saling melengkapi
dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.
b. Pencatatan
data peserta didik
Pencatat
peserta didik dalam SMAN 1 Ceper adalah
ketika awal tahun ajaran baru dimulai atau pun saat ada peserta didik yang
masuk maupun keluar (mutasi).
Pada saat awal tahun ajaran baru, Penerimaan siswa baru
merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan
titik awal yang menentukan kelancaran tugas sesuatu sekolah.
Tugas panitia penerimaan :
Ø Menentukan
banyaknya siswa yang diterima
Ø Menentukan
syarat-syarat penerimaan siswa baru
Ø Melaksanakan
penyaringan
Ø Mengadakan
pengumuman penerimaan
Ø Mendaftar kembali
calon yang di terima
Ø Melaporkan hasil
pekerjaannya kepada pimpinan sekolah
Pencatatan data peserta didik di SMAN 1 Ceper berupa:
· Buku induk
siswa
Buku ini berisi catatan tentang peserta didik yang masuk
pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan peserta didik disertai dengan nomor
induk siswa, dan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.
· Buku Klapper
Pencaatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi
penulisannya disusun berdasarkan abjad. Hal ini untuk memudahkan pencarian data
peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
· Daftar
presensi
Data hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi
kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui / dikontrol. Untuk memeriksa
kehadiran peserta didik pada keseluruhan kegiatan sekolah, setiap hari daftar
kehadiran itu dipegang oleh petugas khusus yang akan berkeliling ketiap kelas
untuk memeriksa siswa yang tidak berangkat.
· Daftar
mutasi peserta didik
Untuk mengetahui keadaan jumlah peserta didik dengan persis,
pihak sekolah mempunyai buku / daftar mutasi peserta didik. Daftar mutasi itu
digunakan untuk mencatat keluar masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester
atau setahun. Hal ini karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada
peserta didik pindahan dan ada pula peserta didik yang keluar.
· Buku catatan
pribadi peserta didik
Buku catatan pesera didik ini lebih lengkap lagi tentang
data setiap peserta didik. Buku ini antara lain berisi : Identitas peserta
didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan,
riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis, sikap, minat, dan
cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Buku ini biasanya disimpan di
ruang BP dan dikerjakan pula oleh petugas BP.
· Daftar nilai
Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi,
khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi / mata
pelajaran tertentu. Dalam daftar nilai ini dapat diketahui kemajuan belajar
peserta didik, karena setiap nilai hasil tes di catat di dalamnya. Nilai-nilai
tersebut sebagai bahan olahan nilai raport.
· Buku legger
Legger merupakan kumpulan nilai nilai dari seluruh bidang
studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan nilai-nilai dalam legger
ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian raport. Pencatatan nilai
nilai dalam legger biasanya satu tahun dua kali (sesuai dengan pembagian
raport)
· Buku Raport
Buku raport merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar
peserta didik kepada orang tua wali atau kepada pesera didik itu sendiri.
Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran tingkah laku peserta
didik dan sebagainya. Buku ini di berikan dua kali dalam satu tahun.
Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan
berhubungan satu sama lain. Dengan demikian pihak sekolah dapat mencatat semua
aspek yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta
didik.
c. Mutasi
dan promosi peserta didik
- Mutasi Peserta Didik
Mutasi masuk adalah perpindahan dari luar yang ingin masuk
ke SMAN 1 Ceper. Akan tetapi tidak semua siswa yang ingin masuk dapat diterima.
Dapat dilihat dulu dari raport yang pernah dimilikinya, apakah pernah ada
masalah atau pun tidak.
Mutasi keluar, dalam mutasi ini pihak SMA mengembalikan
siswa kepada orang tua atau wali dengan berbagai alasan atau sebab. Misalnya
karena adanya kasus dari siswa yang bersangkutan yang menyebabkan SMA mengambil
tindakan tegas dengan memutasikan siswa tersebut. Ada juga pemutasian dari
pihak orang tua / wali karena didasarkan pindah tempat atau fakor ekonomi yang
agak memberatkan dari pihak wali atau orangtua. Namun bila terkendala masalah
ekonomi sebisa mungkin akan ikut membantu untuk mencarikan solusi.
- Promosi
Peserta Didik
Dalam promosi hal ini SMA sering mengirimkan beberapa
anggota osis serta guru ke sebagian SMP yang ada disekitar SMA pada akhir tahun
ajaran dengan tujuan agar siswa SMP tersebut dapat tertarik ke SMAN 1 Ceper.
Selain itu Juga dalam bentuk promosi tidak langsung seperti Bersih-bersih
lingkungan, Bakti Sosial atau pun Bakti Ramadhan.
d. Layanan khusus
Layanan-layanan khusus di Madrash mungkin sama dengan
sekolah-sekolah lain yaitu:
a. Layanan
Bimbingan dan konseling
Fungsi layanan bimbingan dan konseling pada SMAN 1 Ceper
merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa dengan mempehatikan kemungkinan
dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan
yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntunan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Fungsi bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ceper ada tiga :
1.) Fungsi
penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
selanjutnya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan cita-citanya
2.) Fungsi
pengadaptasian, yaitu membanu guru atau tenaga edukatif lainya menyesuaikan
program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita
peserta didik.
3.) Fungsi
penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat,
minat dan kemampuanya untuk mencapai perkembangan yang optimal
Tujuan dilakukanya bimbingan di SMAN 1 Ceper:
1.) Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri
2.) Mengembangkan
pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya.
3.) Mengembangkan
pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
4.) Mengembangkan
pengetahuan cara memecahkan masalah.
5.) Mengembangkan
pengetahuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan
kemampuannya.
6.) Mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya, dan berbagai nilai.
7.) Mengatasi
kesulitan dalam menyalurkan, minat, dan bakatnya dalam perencanaan masa depan
baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat
8.) Mengatasi
kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling di SMAN 1 Ceper:
1) Layanan kepada
peserta didik
a.) Dilihat dari jenis masalah yang dihadapi peserta didik,
mencangkup : Bimbingan pribadi, sosial, pendidikan, dan bimbingan pekerjaan /
karir.
b.) Dilihat dari urutan kegiatan, mencangkup : layanan
orientasi, layanan pengumpulan data pribadi, layanan pemberian inormasi,
layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman(referai), layanan
tindak lanjut.
2) Layanan kepada
guru
3) Layanan kepada
sekolah
b. Layanan
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan
salah satu unit yang memberika layanan kepada peserta didik, dengan
maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan kreatif melalui
koleksi bahan perpustakaan
Tujuan didirikannya pepustakaan di SMAN 1 Ceper adalah sbb:
1) Mengembangkan
minat, kemampuan dan kebiasaan membaca siswa.
2) Mendidik peserta
didik agar mampu memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien
3) Meletakan dasar
kearah belajar mandiri
4) Memupuk bakat
dan minat
5) Mengembangkan
kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi kehidupan sehari-haria atas
usaha dan tanggung jawab sendiri.
Penyelenggaranya adalah staff pegawai yang ditunjuk sebagai
ahli perpustakaan yang ditugaskan di perpustakaan dan telah mendapat kursus /
latihan sebelumnya.
c. Layanan Kantin /
Kafetaria
Kantin / warung sekolah perlu diadakan di tiap sekolah
supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan
berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi.
Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran
mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
d. Layanan
Kesehatan
Layanan kesehatan di SMAN 1 Ceper dibentuk oleh wadah
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina
kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.
Program Usaha Kesehatan Sekolah di SMAN 1 Ceper adalah
sebagai berikut:
1. Mencapai
lingkungan hidup yang sehat
2. Pendidikan
kesehatan
3. Pemeliharaan
kesehatan di sekolah
Penyelenggara UKS di SMAN 1 Ceper teraelenggara karena kerja
sama antara seluruh warga sekolah. Setiap warga sekolah diwajibkan menjalankan tugasnya
sebaik mungkin. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab umum,
sedangkan peserta didik membantu pelaksnaan UKS, dengan piket secara
bergiliran. Disamping penanggung jawab umum,terdapat juga penanggung jawab
bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang
pemeliharaan (pemeriksaan / pemeliharaan) kesehatan dan penanggung jawab
mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah.
e. Layanan Koperasi
Layanan koperasi di SMAN 1 Ceper mendidik para siswa untuk
dapat berwirausaha. Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang
akan datang.
h. Layanan Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa
aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah sayangnya fungsi satpam di SMAN
1 Ceper kurang maksimal karena juga merangkak sebagai tukang bersih-bersih
sekolah.
5. Manajemen
tenaga kependidikan
a. pengertian dan
jenis-jenis tenaga kependidikan
manajemen
tenaga kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan
sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian.
Jenis
pendidikan di SMAN 1 Ceper dibedakan Menjadi tiga:
1. Tenaga
struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. Yang masuk dalam kategori ini adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang waka kesiswaan, waka humas, waka
kurikulum, dan waka sarana prasarana.
2. Tenaga
fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan
fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan
keahlian akademis kependidikan. Yang termasuk kategori ini adalah guru mapel
dan guru BP.
3. Tenaga teknis
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis
administratif, yaitu TU, dan staff pegawai lain.
b. pengadaan tenaga
kependidikan
Pengadaan
guru dan pegawai di SMAN 1 Ceper dilakukan oleh kepala sekolah dengan cermat
dan pemillihan yang ketat demi mendapatkan personalia yang tepat dan memenuhi
syarat. Jika hal ini dilakukan sembarangan atau dalam kata lain terkesan
sembarangan maka bisa jadi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di sekolah
tidak akan maksimal, yang pada akhirnya akan berdampak kepada ketercapaian
tujuan sekolah.
c. Pengangkatan dan
penempatan tenaga kependidikan
Seiring
dengan berjalannya waktu, kepala sekolah SMAN 1 Ceper dituntut untuk
mengkantongi potensi dan kelemahan para pegawainya agar dapat melakukan
penaikan pangkat, jabatan, atau statusnya bagi mereka yang memiliki kualitas
terbaik dan kinerja yang memuaskan. Namun bagi mereka yang terkesan malas,
tidak produktif, dan tidak mampu menjalani tugas dengan baik maka kepala
sekolah tidak segan untuk melakukan rotasi jabatan atau mutasi demi mendapatkan
penyegaran dan penyesuaian.
Khusus untuk promosi kenaikan status guru atau pegawai
sangat diperhatikan, apalagi bagi guru yang sudah bekerja cukup lama maka pihak
kepla sekolah cepat mengambil keputusan kenaikan apa yang pantas diterima guru
tersebut. Hal yang paling awal guru SMAN 1 Ceper dapat melakukan penaikan gaji
misalnya, atau dengan kenaikan status dari guru tidak tetap menjadi guru tetap.
Atau memfasilitasi guru tersebut untuk melakukan pengurusan sertifikasi.
Promosi-promosi jabatan dan satus ini sangat besar dampaknya bagi guru dan
pegawai yang bersangkutan karena ini menjadikan mereka merasa dihormati dan
dihargai keberadaan mereka di sekolah. Kepala sekolah sangat menyadari apabila
mereka mersa dihargai dan dihormati maka guru dan pegawai tersebut akan mampu
mengeluarkan segenap usaha dan upayanya dalam memajukan dan mensukseskan
sekolah dalam proses belajar mengajar dan mencapai tujuan yang diinginkan
sekolah.
d. Pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan.
Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan dilakukanoleh
kepala SMAN 1 Ceper agar apa bila diperjalanan karir dan masa tugas para tenaga
pendidik dan kependidikan tersebut tidak
mengalami kemunduran dan melemahnya kinerja mereka yang mengakibatkan pada
buruknya kualitas kerja mereka. Untuk dapat mengembalikan kualitas dan motivasi
kerja mereka, kepala sekolah melakukan pembinaan yang intensif dan evaluasi
kerja secara mendalam. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan dan seminar tentang wawasan kerja dan keahlian.
Kepala sekolah juga dituntut untuk mengetahui penyebab dasar
dari melemahnya motivasi dan kinerja mereka, agar nantinya mampu mengambil
langkah bentuk pembinaan atau pelatihan apa yang cocok diberikan kepada tenaga
pendidikan di Sekolah agar motivasi dan kinerja mereka dapat kembali optimal
dan dapat melaksanakan semua tugas maupun kewajiban mereka. Kepala sekolah juga
menyadari jika beliau lengah sedikit saja dalam kasus ini, apabila ini terjadi
dalam jangkan yang lama bukan hanya kondisi dan lingkungan kerja sekolah yang
tidak kondusif tapi bisa jadi proses belajar mengajar dikelas juga akan
berdampak parah yang pada akhirnya mutu dan kualitas sekolah menjadi harga yang
harus dibayar mahal oleh sekolah.
e. Pemberhentian tenaga kependidikan
Yang
dimaksud dengan hal ini adalah pencopotan atau pelepasan seseorang dari tugas
dan tanggung jawabnya yang diputuskan oleh kepala sekolah SMAN 1 Ceper karena
hal dan sebab tertentu. Apabila seorang pegawai yang sudah tidak mampu lagi
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik dan semaksimal mungkin, maka
kepala sekolah tegas untuk mengambil tindakan dengan memberhentikannya dengan
syarat sudah menjalani pertimbangan yang matang dan mendalam terhadap kasus
yang berjalan.
6. Manajement
fasilitas pendidikan
a. Pengertian dan
jenis jenis fasilitas pendidikan
Manajemen
fasilitas adalah segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan,
Pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif adan efisien.
Jenis-jenis fasilitas yang ada di SMAN 1 Ceper:
1.
fasilitas pendidikan yang secara
langsung digunakan dalam proses
belajar mengajar. Contonya
kapur tulis, buku, papan tulis,
atlas, komputer, projektor dan sarana
pendidikan lainnya yang digunakan guru
dalam mengajar
2. fasilitas pendidikan yang secara tidak langsung
berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari
arsip di kantor sekolah,
merupakan sarana pendidikan
yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar.
b. Pengadaan
fasillitas pendidikan
Yang dimaksud dengan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah adalah segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan
maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sistem pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMAN 1
Ceper dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a) Droping dari pemerintah, hal ini merupakan
bantuan yang diberikan pemerintah kepada sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas
sehingga pihak sekolah tetap harus mengusahakan dengan cara lain.
b) Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan
cara membeli baik secara langsung maupun memesan terlebih dahulu.
c) Meminta sumbangan dari wali murid ataupun
mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke
lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.
d) Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa
atau meminjam ke tempat lain.
e) Pengadaan
perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan
barang lain yang dimiliki sekolah
c. Pendayagunaan
dan pemeliharaan fasilitas pendidikan.
Pengawasan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang dilakukan SMAN 1 Ceper. Berkaitan
dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan disekolah, diusahakan untuk
mengadakan control yang baik dalam pemeliharaan atau pemberdayaan. Pengawasan
terhadap sarana dan prasarana disekolah merupakan usaha yang ditempuh waka
sarana prasarana dalam membantu personel sekolah untuk menjaga atau memelihara,
dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan sebaik mungkin demi
keberhasilan proses pengadaan di sekolah.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah
memiliki beberapa cara:
1. ditinjau dari sifatnya, yaitu: pemeliharaan yang bersifat
pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat.
2. ditinjau dari waktu pemeliharaannya, yaitu: pemeliharaan
sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan pemeliharaan berkala
seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng, dan perabot lainnya.
d. Penghapusan
fasilitas pendidikan
penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar
inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran
di SMAN 1 Ceper. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu
fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
mempertimbangkan alasan efektivitas dan
efisiensi kegiatan persekolahan.
Penghapusan sarana dan prasarana di SMAN 1 Ceper bertujuan
untuk:
a) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi
kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya
semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
b) Meringankan beban kerja pelaksanaan
inventaris.
c) Membebaskan ruangan dari penumpukan
barang-barang yang tidak dipergunakan
lagi.
d) Membebaskan barang dari tanggung jawab
pengurusan kerja.
Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat
menyingkirkan atau menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut
yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan prasarana harus
memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.
a) Dalam keadaan
sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan
lagi.
b) Perbaikan akan
menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.
c) Secara teknis
dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan.
d) Tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan masa kini.
e) Penyusutan di
luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
f) Barang yang
berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.
g) Dicuri, terbakar,
musnah sebagai akibat bencana alam
e. Pelaporan data
fasilitas pendidikan
pelaporan data atau inventarisasi adalah pencatatan dan
penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur
berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. kegiatan
inventarisasi perlengkapan pendidikan di SMAN 1 Ceper meliputi dua kegiatan,
yaitu pembuatan kode barang perlengkapan dan Kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan.
1) Pembuatan Kode
Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi
perlengkapan pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya
pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai
barang inventaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan
barang. Kode tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan
dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah untuk memudahkan semua pihak
dalam mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah.
2) Pencatatan
Perlengkapan Pendidikan
Setelah pembuatan kode barang, selanjutnya kode-kode
tersebut dicatat dalam suatu buku untuk mempermudah dalam pengawasannya.
7. Manajement
pembiayaan pendidikan
a. Konsep dasar
pembiayaan pendidikan
Manajemen
keuangan dapat dipahami sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang
meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan
pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
sekolah.
b. Sumber-sumber
Pembiayaan Pendidikan
Sumber pembiayaan pada SMAN 1 Ceper dikelompokkan menjadi dua
sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun
kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan. Besarnya biaya pendidikan yang bersumber dari pemerintah ditentukan
berdasarkan kebijakan keuangan pemerintah di tingkat pusat dan daerah setelah
mempertimbangkan skala prioritas.
2. Orang tua/wali
siswa dan masyarakat
Besarnya dana yang diterima dari orang tua siswa berupa
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), dana yang langsung diterima sekolah didasarkan
atas kemampuan orang tua/wali siswa atau ditentukan oleh pemerintah atau
yayasan (bagi swasta). SPP disetor ke kas Negara, pengalokasiannya kembali oleh
pemerintah ke sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan melalui Dana Penunjang
Pendidikan (DPP). Dana tersebut merupakan dana penunjang anggaran rutin yang
pada dasarnya diperuntukkan bagi pembiayaan kegiatan penyelenggaraan dan
pembinaan pendidikan pada tingkat menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan
biaya penerimaan dari masyarakat baik dari perorangan maupun lembaga, yayasan,
berupa uang tunai, barang, hadiah, atau pinjaman bergantung pada kemampuan
masyarakat setempat dalam memajukan pendidikan
Berkaitan
dengan penerimaan keuangan dari orang tua/wali siswa dan masyarakat ditegaskan
dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa karena
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan,
tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Dan jika dilihat dari segi
penggunaan, sumber dana dapat dibagi menjadi anggaran untuk kegiatan rutin
(gaji dan biaya operasional sehari-hari) dan anggaran untuk pengembangan
sekolah.
c. Perencanaan anggaran dan belanja lembaga
pendidikan
Budgeting atau penganggaran merupakan proses kegiatan atau
proses penyusunan anggaran. Budget merupakan rencana operasional yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Fungsi
dasar suatu anggaran adalah sebagai bentuk perencanaan, alat pengendalian dan
alat analisis. Agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan, jumlah yang
dicantumkan dalam anggaran adalah jumlah yang diperkirakan akan direalisasikan
pada saat pelaksanaan kegiatan. Jumlah tersebut diupayakan agar mendekati angka
yang sebenarnya, termasuk di dalamnya adalah perhitungan pajak-pajak terkait
yang menjadi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau
program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang
tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Dengan rancangan yang demikian
fungsi anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan akan dapat diefektifkan.
Langkah-langkah penyusunan anggaran di SMAN 1 Ceper:
a.
Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b. Menyusun
rencana berdasar skala prioritas pelaksanaannya
c. Menentukan
program kerja dan rincian program
d. Menetapkan
kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e. Menghitung
dana yang dibutuhkan
f. Menentukan
sumber dana untuk membiayai rencana.
d. Pelaksanaan
anggaran pendidikan
Dalam
pelaksanaan kegiatannya, jumlah anggaran yang direalisasikan bisa jadi tidak
sama dengan anggarannya. Realisasi keuangan yang tidak sama dengan anggaran
harus dianalisis penyebabnya, dan apabila diperlukan dapat dilakukan revisi
anggaran agar fungsi anggaran dapat tetap berjalan. Perbedaan antara realisasi
pengeluaran dengan anggarannya bisa terjadi karena:
a. Adanya
efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
b. Terjadinya
penghematan atau pemborosan
c. Pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan
d. Adanya
perubahan harga yang tidak terantisipasi
e. Penyusunan
anggaran yang kurang tepat.
Dalam
manajemen pembiayaan di SMAN 1 Ceper, anggaran bersifat luwes artinya apabila
dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata harus dilakukan penyesuaian
kegiatan, maka anggaran dapat direvisi dengan menempuh prosedur tertentu.
e. Pengawasan
pembiayaan pendidikan
Pengawasan pembiayaan dalam SMAN 1 Ceper melalui Badan Penyidik Keuangan
Negara (BPKP) dalam setiap kesempatan secara mendadak dan juga dilakukan oleh
Irjen pengawas dari luar dalam bentuk sidak yang juga secara mendadak.
Pengawasan juga dilakukan oleh guru maupun staff yang ada didalam madrasah
tersebut sevara jujur dan trasparan.
8. Manajement
hubungan lembaga
a. Konsep dasar
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Kegiatan humas yang
dilaksanakan SMAN 1 Ceper dimaksudkan untuk mengabdi pada kepentingan
pendidikan. Kemudian kegiatan itu publisitas sekolah.
Kegiatan humas pendidikan atau lebih konkrit hubungan
sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda
dengan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan dan asas
penting dalam kehumasan perlu memperoleh perhatian semestinya apabila sekolah
melakukan hubungan dengan masyarakat.
b. Jenis-jenis
kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Kegiatan yang menyangkut hubungan sekolah dengan masyarkat
meliputi beberapa hal berikut:
1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
2. Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial.
4. Member peringatan masyarakat tentang fungsi sekolah
melalui bermacam-macam teknik atau sarana komunikasi seperti majalah, surat
kabar, atau mendatangkan narasumber.
c. Bentuk kerjasama
lembaga pendidikan dengan masyarakat
banyak sekali kerjasama yang terbentuk dari pihak SMAN 1
Ceper dengan Masyarakat, antara lain:
1. pemberian dari masyarakat berupa bantuan dalam
administrasi penddikan.
2. Bantuan kelancaran kegiatan pendidikan oleh BP3
3. Kesamaan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan
bersama antara pemerintah, orang tua murid, dan masyarakat.
4. Pemberian dan
pengadaan tenaga kependidikan.
5. Pemberian bantuan
tenaga ahli.
6. Pengadaan dana dan
pemberian bantuan berupa wakaf, hibah, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis.
7. Pengadaan dan
penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan atau diselenggarakan
pemerintah.
8. Pengadaan dan
pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
9. Pemberian
kesempatan untuk magang dan atau latihan bekerja kepada anak didik.
10. Pengadaan dan
pemberian bantuan ruangan, gedung dan tanah untuk melaksanakan kegiatana
belajar mengajar.
11. Pemberian
pelatihan manajemen bagi penyelenggara pendidikan dan pengembangan pendidikan
nasional.
12. Pemberian bantuan
berupa pemikiran dan pertimbangan yang berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan
dan atau penyelenggaraan pengembangan pendidikan.
13. Pemberian bantuan
dan pelaksanaan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan
pendidikan.
14. Pemberian
kesempatan untuk berperan dalam program pendidikan dan atau penelitian yang
diselenggarakan pemerintah didalam dan atau di luar negeri.
d. Peningkatan dan
pendayagunaan partisipasi masyarakat
Dalam hal peningkatan dan pendayagunaan partisipasi
masyakarat, sekolah selalu berkordinasi dengan pihak masyarakat, sehingga
kerjasama bisa terus terjalin dan akhirnya terjadi peningkatan kepercayaan
masyarakat terhadap pihak sekolah. Hal tersebut otomatis akan meningkatkan
tingkat partisipasi masyarakat terhadap sekolah.
9. Ketatalaksanaan
lembaga pendidikan
a. Konsep dasar dan
fungsi ketatalaksanaan lembaga pendidikan
Tata laksana atau disebut juga tata usaha pendidikan yaitu
segenap proses kegiatan menghimpun (menerima), mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan
oleh organisasi. Dengan pengertian ini maka tata laksana atau tata usaha bukan
hanya meliputi surat-surat saja tetapi mencangkup pengelolaan semua bahan
keterangan atau informasi yang berwujud warkat.
Dalam membahas pengelolaan warkat, tidak lepas dari
pengelolaan arsip atau biasa disebut “kearsipan”. Secara sederhana, kearsipan
diartikan sebagai suatu proses pengelolaan warkat mulai dari penciptaan,
penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan
serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu, sehingga pada saat dibutuhkan
dapat dengan cepat dan tepat ditemukan, serta arsip-arsip tersebut tidak
bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan. Kearsipan memegang peranan penting
bagi kelancaran jalannya sekolah, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai
pusat ingatan bagi sekolah..
Keunggulan dan fungsi sistem penanganan kearsipan yang
tertata dalam setiap organisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Aktivitas
kantor/ organisasi akan berjalan dengan lancar.
b. Dapat dijadikan
bukti-bukti tertulis apabila terjadi masalah.
c. Dapat dijadikan
sebagai sarana komunikasi secara tertulis.
d. Dapat dijadikan
bahan dokumentasi.
e. Dapat menghemat
waktu, tenaga, dan biaya.
f. Sebagai alat
pengingat.
g. Sebagai alat
penyimpan warkat.
h. Sebagai alat
bantu perpustakaan di organisasi apabila memiliki perpustakaan.
i. Merupakan
bantuan yang berguna bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan organisasi.
j. Kearsipan
berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting mengenai kemajuan organisasi.
b. Prosedur
penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan
Untuk mewujudkan fungsi ketatalakanaan lembaga pendidikan,
maka butuh penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan. Adapun prosedur
penataan ketatalaksanaan SMAN 1 Ceper adalah sebagai berikut:
1. Surat Dinas
Sekolah dan Buku Agenda
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan
kehidupan dan realisasi program sekolah, disebut surat dinas. Surat masuk maupun surat keluar harus dicatat
disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan dalam buku agenda surat
masuk dengan buku agenda surat keluar.
Surat yang bersifat kedinasan, baik dinas pemerintahan,
maupun dinas swasta, biasanya bersifat resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia
baku. Sedangkan buku agenda berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan
pencatatan: a) Nomor urut surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c)
Alamat surat/ kepada siapa, d) Pokok isi surat, e) Keterangan.
2. Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat
yang dikirimkan sudah sampai kepada alamat atau petugas yang diserahi tanggung
jawab.
3. Buku Catatan
Rapat Sekolah (notulen)
Notulen berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau
keputusan yang diambil pada saat rapat sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru
atau Rapat Guru. Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, rapat
tersebut antara lain:
a) Rapat kenaikan
kelas.
b) Rapat kelulusan
EBTA (ujian).
c) Rapat penerimaan
murid baru.
d) Rapat pembagian
tugas mengajar.
4. Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan
sebagai media informasi (pemberitahuan) yang ditujukan kepada para guru. Adapun
isi pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu
menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca pengumuman
tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah
membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat, dibanding papan
pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman
juga bisa dipakai, tetapi akan diutus seorang petugas sekolah yang ditunjuk
untuk membacakannya di setiap kelas.
5. Kegiatan
Administrasi yang Didindingkan
Yang
dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang kemudian
hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik dinding
kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan semacam
ini lebih dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6. Administrasi
Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah
keuangan, demikian pula sekolah. Perihal keuangan sekolah, pada garis besarnya
berkisar pada uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan
personil, gaji, serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan
sekolah, seperti perbaikan sarana.
c. Sistem Informasi Manajemen Lembaga Pendidikan
SIM sangat dibutuhkan oleh SMAN 1 Ceper untuk menyediakan
informasi yang penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Implementasi SIM
berbasis komputer diharapkan dapat menyelesaikan dengan cepat dan tepat
masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah dalam rangka pencapaian tujuan.
10. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan
a. Dasar-dasar Kepemimpinan Pendidikan
Hakikat kepala sekolah dalam kepemimpinan adalah kegiatan
kepala sekolah dalam menggerakkan bawahannya agar orang lain itu berkenan
melaksanakan tugas-tugasnya.
Proses kepemimpinan meliputi unsur-unsur berikut:
Ø Orang yang memimpi
Ø Orang-orang yang
dipimpin
Ø Kegiatan atau
tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan
Ø Tujuan yang ingin
dicapai bersama
b. Konsep dasar Supervisi Pendidikan
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan
sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan
situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi
itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial
sekolah.
c. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam
system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung
dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership).
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau
media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership).
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib.
Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya
harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership).
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan
bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang
terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka
seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,
pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang
berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis
leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk
melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada
anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership).
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka
berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik
dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang
keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Pada
supervisi yang ada di SMAN 1 Ceper sepertinya lebih menekankan pada tipe
supervisi demokratis. Selain berbagai keunggulan yang ada tipe ini juga
disesuaikan dengan lingkungan sekolah.
d. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
teknik-teknik supervisi pendidikan yang dilakukan di SMAN 1
Ceper adalah sebagai berikut:
1. Perkunjungan Kelas
Kepala sekolah/supervisor datang ke kelas untuk melihat cara
guru mengajar di kelas. Tujuan dari perkunjungan kelas adalah untuk memperoleh
data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Supervisor dapat
berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru.
2. Percakapan
Pribadi ( individual conference)
Dalam percakapan pribadi antara seorang supervisor dengan seorang guru kedua-duanya berusaha
berjumpa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah
usaha-usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru.
3. Rapat Guru
Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk
memperbaiki situasi belajar dan mengajar.
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari
kegiatan observasi kami di SMAN 1 Ceper kami dapat mengetahui beberapa
point-point tentang organisasi lembaga pendidikan, manajemen kurikulum,
manajemen peserta didik, manajemen tenaga kependidikan, manajemen fasilitas
pendidikan, manajemen pembiayaan pendidikan, manajemen hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat, ketatalaksanaan lembaga pendidikan, kepemimpinan
dan supervisi pendidikan.
Selain
itu, kami juga dapat mengetahui seberapa jauh atau majunya sekolah tersebut
khusus nya tentang manajemen pendidikan.
B. Saran
Kami semua
sangat berharap kepada lembaga pendidikan khususnya dalam manajemen pendidikan
agar dibenahi untuk sistem yang kurang dan mempertahankan atau meningkatkan
sistem yang sudah termasuk kategori bagus atau baik agar tercipta nya
keselarasan atau keseimbangan dalam kegiatan akademik ataupun non akademik.
Kami sebagai mahasiswa yang masih awam dalam membuat laporan
observasi, maka kami memohon saran dan kritik nya serta bimbingannya dalam
proses pembelajaran agar dapat mencapai kelayakan suatu bahan untuk dijadikan
sebuah laporan.
Daftar Pustaka
Diambil dari Internet
http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/ pada tanggal 02
Desember 2012 pukul 18:40
Amirin, tatang M.2011. manajemen pendidikan hal 10-12
.yogyakarta: UNY Perss